GpdiGSz7Gpz0GUY7BSd5TSdoTd==

Bekali Warga Binaan, Lapas Batu Nusakambangan Lakukan Studi Tiru Budidaya Kepiting Unggulan



CILACAP, INFO_PAS – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Batu Nusakambangan menunjukkan keseriusannya dalam mengimplementasikan program ketahanan pangan. Hal ini diwujudkan melalui kunjungan studi tiru yang berfokus pada budidaya kepiting ke Kampoeng Kepiting Kotawaru, Cilacap, pada hari Kamis (09/10).


Kunjungan ini dilakukan dalam rangka mengadopsi praktik terbaik budidaya kepiting, khususnya metode yang telah berhasil diterapkan di Kotawaru, untuk kemudian diaplikasikan dalam pembangunan tambak budidaya kepiting di kawasan Nusakambangan. Pemilihan komoditas kepiting ini bukan tanpa alasan; pihak Lapas melihat bahwa lingkungan alam Nusakambangan sangat sesuai, didukung pula dengan ketersediaan sumber daya manusia (Warga Binaan Pemasyarakatan) yang potensial untuk dilatih dan diberdayakan.


Kepala Lapas Kelas I Batu, Irfan, menyatakan bahwa program budidaya kepiting ini merupakan langkah strategis dalam pembinaan kemandirian Warga Binaan. “Kami melihat potensi besar budidaya kepiting sebagai bagian dari program pembinaan kemandirian. Lingkungan Nusakambangan yang masih alami sangat mendukung pengembangan tambak kepiting, ditambah dengan kesiapan sumber daya manusia yang kami miliki,” ujar Kalapas Batu.


Dalam kunjungan tersebut, rombongan Lapas Batu mempelajari secara langsung berbagai aspek budidaya, mulai dari penyiapan tambak, pemilihan bibit, teknik pakan, hingga proses panen. Mereka juga berdiskusi dengan pengelola Kampoeng Kepiting Kotawaru, yang merupakan kelompok masyarakat mandiri yang sukses mengelola usaha wisata dan kuliner berbasis kepiting di tengah hutan mangrove. Keberhasilan Kotawaru dalam mengintegrasikan budidaya, kuliner, dan wisata menjadi inspirasi penting bagi Lapas Batu.


Diharapkan, setelah studi tiru ini, Lapas Batu Nusakambangan dapat segera merealisasikan pembangunan tambak kepiting yang hasilnya tidak hanya berkontribusi pada pemenuhan gizi WBP (ketahanan pangan internal), tetapi juga berpotensi menjadi produk unggulan yang dipasarkan secara luas, meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta menjadi modal kemandirian bagi WBP setelah bebas. Program ini sekaligus menegaskan komitmen Pemasyarakatan dalam menjalankan fungsi pembinaan, mengubah pulau penjara menjadi pusat edukasi dan produktivitas berbasis potensi lokal.

Type above and press Enter to search.